Newest Post

// Posted by :Naoki Hiirata // On :Thursday 23 May 2013


Sabtu, 18 Mei 2013

Pagi ini, niatnya mau ke warnet cari anime, dan sekalian nge-print tugas mini-book TIK. Awalnya sih, oke-oke aja di warnet download sama pesbukan. Tapi tiba-tiba, setelah selesai download 5 episode anime, transfer ratenya menurun drastis. Ini semua gara-gara warnet yang biasanya Nao kunjungin rame, padahal kalo nggak ada anime bagus, tuh warnet sepi. Udah gitu mereka streaming semua!!! Gyaaa!!

Aha! Masih bisa download pv vocaloid!  Setelah berpikir begitu, Nao dilanda dilema, bingung mau download lagu apa lagi yang belom. Dan saking bingung karena download-an nggak selesai-selesai, Nao hanya duduk diam di depan komputer tanpa bergeming. Sampe-sampe yang jaga warnetnya bilang, ‘betah amat kak di sini’. ZZZZZZ!!! Iya betah, itupun karena harus download anime!! :P

Meskipun ini masalah yang biasa, justru semua dimulai dari sini. Karena warnet yang biasa Nao kunjungin itu nggak bisa print, Nao pun berkelana ke sebuah warnet tempat Nao biasa ngeprint yang jaraknya sekitar 50-60 meter. Seperti biasa, Nao memunculkan kepala dan nanya ‘bisa ngeprint nggak bang?’ dengan tampang innocent sambil menjulurkan seutas flashdisk berisi data yang bakal di print.

Setelah Nao kasih liat data yang bakal di print, abangnya kaget. Ukurannya jauh dari A4, dan Nao bilang supaya itu di print bolak-balik. Dia makin bingung. Gimana caranya kalo ada data seukuran A5 di print di kertas berukuran A4 dalam posisi portrait dan menyisakan banyak tempat kosong di pinggirannya? Dan lagi, bolak-balik!! Akhirnya dengan bijaksana, Nao mencoba menasihati kedua abang wanet itu, agar mengeprint bagian covernya sendiri terus dihapus, dan langsung print dari yang ganjil dulu.

Abangnya setuju dan jadilah 23 halaman bernomor ganjil selesai diprint. Di sini masalah kembali muncul. Kalo print di balik kertas bernomor ganjil itu pasti keluarnya bakal nggak bener. Dan Nao pun kembali memberi saran ‘gimana kalo ini saya bawa ke tempat fotokopi buat dipotong abis itu baru di print lagi baliknya’. Dan saran inilah yang membawa Nao pada sebuah Tsumarannai Day. Sebenernya ada tempat fotokopi deket warnet, tapi yang jaga mbak-mbak gitu. Dari tampangnya aja udah males banget ngelayanin orang, eh malah tugas Nao mau di fotokopi. Padahal Nao udah bilang itu di potong. BAKA!!

Dan dengan muka malesnya itu, dia bilang ‘nggak punya alat pemotongnya’. Damn!! Nao pun kembali berkelana menuju tempat fotokopi yang jaraknya mungkin 100 meter dari warnet―perhatian: daritadi Nao jalan, bukan naik motor―dan pas sampe, Nao kena troll. Tukang fotokopinya tutup. Aaaaaagh!!!! Coba bayangan, Nao harus bolak-balik dari warnet ke tempat fotokopi yang berjarak 200 m itu! Nao pun kembali ke warnet dengan tangan hampa, dan hampir mau nangis. Abang warnetnya iba ngeliat Nao yang udah kecapean nggak jelas dan bilang ‘deket kelurahan ada Tukang fotokopi, coba aja ke sana’.

Dan saran Sialan ini, bikin Nao makin menderita. Nao harus kembali berjalan ke tempat fotokopi yang berjarak hampir sama dengan yang pertama dan kembali menelan kepahitan yang amat mendalam. 

TUKANG FOTOKOPINYA TUTUP JUGA!!!!!



GYAAAAAAA!!! SHINNE!!SHINNE!! SHINNE!!!

Nao kembali ke warnet dengan ekspresi bener-bener kecewa berat dan nahan airmata yang mau keluar. Akhirnya abangnya menyarankan untuk menggunakan cutter yang ada di laci meja warnetnya buat motong sisa kertas kosong hasil print-an itu.



SHINNE!!SHINNE!! SHINNE!!!


Dengan perasaan yang bener-bener sebel dan capek, Nao memperhatikan dua abang warnet yang sedang berusaha menyamakan ukuran setiap kertas itu biar nggak salah potong. Waktu cutter mulai menyentuh kertas adalah saat-saat paling mendebarkan bagi kita bertiga. Untungnya itu kertas ukurannya sama―bisa jadi. Akhirnya, misi pertama Yaitu ngeprint tugas, selesai~

Nao bener-bener berterima kasih sama 2 abang warnet itu. Mereka begitu setia melayani pelanggannya. Hiksu, hiksu… jadi terharu. Jika kalian tidak ada, entah bakal jadi apa tugas Nao. Dan setelah menghitung biaya print, cuma sekitar Rp 24.000 padahal itu full color semua. Abangnya baik banget, jasa memotongnya nggak di hitung. Makasih abang!! Kapan-kapan saya dateng lagi buat ngeprint di sana!!

Nao meneruskan jalan pulang dengan menaiki seekor naga―baca: angkot―yang Ia temui di jalan. Sampai di deket rumahnya, Nao mencoba nengok kanan-kiri buat mastiin tempat fotokopinya buka. Dan ternyata!! Buka!!! Alhamdulillah ya, setelah melewati berbagai macam cobaan, Allah masih memberikan kesempatan. Nao berniat menjilid buku kecil itu dengan jilid spiral, tapi…

Yah, Neng… Spiral kecilnya lagi kosong.’

Eh――!? YANG BENER AJAA!!!!

Nao tertawa nggak jelas bareng sama abang Tukang fotokopinya yang kayaknya agak heran ngeliat ekspresi surprised Nao yang agak langka. Dan lagi-lagi Nao memutuskan memakai jilid biasa yang pake lakban item. Ah, ini bener-bener Tsumarannai Day. Mana Nao laper, pagi belom sarapan, dan minum nggak sampe sepertiga gelas. Dan ini udah sekitar jam 4. Ah, sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting tugas Nao selesai.

PS: Nggak sengaja nemu slogan ini di sebuah gerobak gorengan waktu naik naga “Makan untuk hidup, Hidup untuk makan, Hidup Makan!!”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © 2012 Sora Rhythm //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //